Walaupun sudah masuk ke kegiatan pembelajaran dengan tatap muka atau offline, tetap saja kebiasaan melakukan pembelajaran secara online selama 2 tahun menjadi hal yang lumrah. Sudah jadi hal yang umum di setiap handphone, tablet, atau laptop terpasang aplikasi video conference bukan, kamu menggunakan apa? Zoom, Google Meet, atau lainnya?
Google Meet
Kita mulai dari Google Meeti, aplikasi video conference besutan raksasa teknologi: Google yang dirilis pertama kali pada tahun 207, 5 tahun lalu, tepatnya 9 Maret 2017. Saat itu tentu jadi hal yang baru untuk google yang paling dikenal sebagai search engine dan sedang naik daun dengan sistem operasi Android-nya. Perlu diketahui, Google Meet juga bukan nama asli, nama pertama dari aplikasi ini adalah Google Hangout.
Berikut fitur Google Meet:
- Voice & video call
- Instant messaging (chaating)
- Intelligent search
- Integrasi dengan G-Suite
- Library view for multi-person meeting
Dilihat dari top features dari Google Meet, jelas sebagai aplikasi besutan Google, aplikasi ini mempunyai privillege dan added value dengan integrasi ke mesin pencari dan ekosistem google (G-Suite). Bagi yang sudah kecanduan dengan layanan google, lebih diuntungkan jika menggunakan video conference app dari google pula.
Zoom
Aplikasi ini bisa jadi yang paling masif dan umum digunakan warga Indonesia, terbukati dari data yang dihimpun oleh semrush per Februari 2022, website zoom masuk ke top 20 website yang paling sering dikunjungi dengan total kunjungan 41,6 juta. Dari 19 web lainnya (yang masuk top 20) tidak ada nama aplikasi yang mengkhususkan untuk video call seperti zoom. Bahkan sudah menjadi kata kerja, ketika ada pertemuan online, kita tak jarang berucap “yuk nge-zoom!”.
Berikut fitur zoom:
- Video conference & VoIP call
- Instant messaging (chatting)
- High quality video with custom background
- Zoom room for dedicated meeting space
- Integrate with top tools
Dibanding dengan Google Meet yang di-backup dengan ekosistem Goggle, Zoom memilih jalan lebih advance dengan berkolaborasi dengan banyak aplikasi productivity untuk bisa saling terintegrasi. Terlebih secara customer experience dan market engagement, zoom relatif lebih unggul karena secara berkala zoom mengajak secara terbuka para user-nya dalam forum diskusi dimana peserta bebas mengajukan pertanyaan dan harapannya untuk zoom yang dihadirin langsung oleh CEO zoom. Itulah kenapa sampai dirilis zoom community, karena Zoom paham betul bagaimana sebuah aplikasi tidak hanya memudahkan pekerjaan, tapi juga penggunanya juga happy dan tidak terkendala ketika mengaksesnya.
Pilih yang mana?
Kemungkinan besar kamu sudah pernah menggunakan keduanya, tapi pasti hanya salah satu yang lebih sering digunakan. Umumnya kita memilih sebuah aplikasi karena kemudahan penggunaan dan secara aplikasi ketika digunakan tidak memberatkan performa dari perangkat kita.
Secara spesifikasi, keduanya mirip-mirip dalam hal rekomendasi spesifikasi perangkat dan internet. Sama-sama merekomendasikan perangkat dengan RAM minimal 4GB, dual core, internet speed 3 Mbps. Keduanyapun juga multi-platform dan bahkan bisa cukup diakses dari web browser tanpa meng-install atau download aplikasi tambahan. Tapi memang, kembali lagi dengan kebutuhan dan kemudahan dalam mendukung pekerjaan sehari-hari. Zoom paling gencar mencitrakan aplikasinya mendukung untuk urusan bisnis atau perusahaan, sedangkan Google meet cenderung ke kebutuhan pendidikan karena integrasi dengan Google Classroom. Silakan tentukan yang paling cocok.