Sudah lebih dari 1 dekade istilah smartphone dipopulerkan, bisa dibilang setelah era Nokia berjaya. Istilah smartphone mencuat ketika kita sebagai end-user kagum pada teknologi yang seperti mendadak dan mau tidak mau kita harus beradaptasi.

Dimulai dari perubahan konektivitas via infrared menjadi bluetooth, sampai dengan teknologi wifi dan 5G yang digadang-gadang akan menjadikan kita bisa berselancar di internet dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sistem operasi yang mulai beragam, yang populer sekarang adalah Android dan iOS, khusus Android bahkan banyak brand kenamaan yang membuat versi custom-nya sendiri.

Konektivitas dan basis platform yang berkembang jelas berbanding lurus dengan perkembangan hardware dan software yang digunakan. Tapi pertanyaannya, semakin canggih device kita, apakah itu lantas mengubah cara kita berinteraksi dengan device kita seperti mengetik yang merupakan aktivitas input utama kita di berbagai hal: chat, searching, compose email dan lain-lain? Apakah masih mengetik huruf per huruf? Jika iya, mari kita explore cara yang lebih produktif: smart dictation.

Behind the Innovation

Teknologi smart dictation didukung Artificial Intelligent (AI) dan machine learning. Jika kita biasa meng-input informasi dengan mengetik di touchscreen keyboard smartphone kita, dengan smart dictation kita input dengan suara kita. AI mempelajari cara kita berbicara, termasuk dialek dan idiom lokal tempat kita tinggal, sehingga semakin sering digunakan, semakin akurat hasilnya. Gadget kita bisa mengenali personal kita. Ini bukan hanya tentang mengenali kata-kata, tapi juga konteks di baliknya, membuat smart dictation tidak hanya canggih tapi juga sangat personal.

Main Features

Berikut ini beberapa fitur utama dari smart dictation, jika kamu menemui suatu gadget atau teknologi yang beririsan dengan fitur ini, kemungkinan besar teknologi smart dictation sudah tersemat di device itu.

  1. Voice to text**:** kemampuan mengubah ucapan langsung menjadi teks dengan akurasi tinggi.
  2. Language recognition**:** walaupun sifatnya personal, tapi pada dasarnya smart dictation ini sudah mendukung berbagai bahasa dan dialek yang memungkinkan penggunaan lebih luas.
  3. Contextual adaptation**:** kemampuan untuk memahami konteks pembicaraan untuk meningkatkan akurasi, itulah kenapa semakin banyak informasi dan sering digunakan, smart dictation akan semakin pintar dan memahami konteks pembicaraan penggunanya.
  4. Application integration**:** bisa diintegrasikan dengan sistem manajemen dokumen, email, dan aplikasi pengolah kata.
  5. Personalized Speech**:** fitur ini yang membutuhkan andil AI cukup banyak, karena fitur ini memungkinkan kita untuk melatih sistem sesuai gaya bicara dan kosa kata yang biasa kita gunakan.

Smart Dictation for Daily Use

Fitur ini sebenarnya sudah ada sejak awal era smartphone, bahkan sebelumnya, tapi memang evolusi teknologinya membuat user experience (UX) dari fitur ini semakin layak dipertimbangkan untuk kebutuhan sehari-hari. Yang jelas, fitur ini tersemat di smartphone kita untuk memudahkan beberapa aktivitas seperti:

  1. Voice typing pada keyboard virtual: banyak smartphone modern dilengkapi dengan fitur voice typing pada keyboard virtual mereka, memungkinkan pengguna untuk mendikte teks di mana saja ketik dapat dilakukan.
  2. Virtual assistant: asisten virtual seperti Siri (untuk pengguna Apple), Google Assistant (untuk pengguna Android), dan Bixby (untuk pengguna Samsung) memiliki kemampuan smart dictation untuk melakukan tugas-tugas seperti mengirim pesan, membuat catatan, atau melakukan pencarian internet.
  3. Voice note**:** smartphone kini memiliki fitur rekaman suara yang juga menyertakan transkripsi otomatis.

Pada prakteknya, untuk pelajar khususnya, fitur smart dictation bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal produktif:

  • Belajar**:** yang paling signifikan membantu para pelajar adalah bisa menggunakan smart dictation untuk mencatat pelajaran atau meringkas bahan bacaan.
  • Komunikasi**:** yang paling umum digunakan yaitu mengirim pesan. Ada fitur voice chat, tapi tidak semua selalu ada di lingkungan yang kondusif untuk mendengarkan voice chat yang kita kirimkan
  • Concent creation: untuk urusan membuat caption atau deskripsi konten di media sosial, smart dictation alias voice to text membuat aktivitas lebih cepat dan lebih interaktif.
  • Menulis kreatif**:** untuk kamu yang suka menulis tapi kurang fasih atau cekatan dalam technical mengetik, smart dication sangat membantu membercepat mengarsipkan ide dan tulisan sambil berbicara seperti merekam suara.

Masa Depan Smart Dictation

Smart dictation, sebagai teknologi canggih dalam konversi suara menjadi teks akan emakin berevolusi semakin canggih lagi, terutama untuk kita yang sering menggunakan wearable device. Pun fitur ini juga bisa menjadi backfire ketika ada pihak tak bertanggung jawab yang bisa menjiplak persona suara kita.

Kita baru saja melihat permulaan dari apa yang dapat dilakukan oleh smart dictation. Di masa depan, kita bisa mengharapkan integrasi yang lebih dalam dengan teknologi lain, contohnya yang sudah ada tapi belum populer yaitu Augmented Reality (AR). Perlu diingat bahwa smart dictation bukan hanya tentang kemudahan, tapi juga tentang membuka potensi komunikasi manusia dalam era digital. Bagi generasi muda yang terus mencari inovasi, ini adalah alat yang memberdayakan, menghubungkan, dan menginspirasi. Selamat mencoba!

Share This

Share This

Share this post with your friends!