Mendampingi anak dalam tumbuh kembangnya merupakan proses yang tidak sebentar, dan tidak selalu mudah. Waktu panjang yang dibutuhkan pun akhirnya mendorong orang tua untuk lebih kreatid dalam menciptakan aktivitas yang akan dilakukan bersama anak.

Selain bermain dengan berbagai media untuk sarana bersenang-senang, orang tua juga perlu mencoba untuk mengajak anak beraktivitas yang dapat menumbuhkan potensi-potensi baik yang ada di diri anak. Bukan hanya sikap, tetapi upaya untuk memfasilitasi anak dengan aktivitas baik juga akan memengaruhi pertumbuhan karakternya.

Salah satu aktivitas yang dapat coba dilakukan bersama anak adalah story telling. Secara bahasa, story telling berarti menyampaikan cerita. Umumnya bisa dilakukan dengan mendongeng. Namun, apakah kegiatan story telling memang bagus dan diperlukan anak?

Jika diamati, dalam menyampaikan cerita harus ada banyak unsur yang dilakukan. Mulai dari memilih cerita, hingga memerhatikan bagaimana penyampaian ceritanya. Nah, dengan kegiatan ini anak dapat belajar memilih cerita yang paling dia suka, lalu belajar menceritakannya pada orang lain.

Untuk melakukan story telling, tentu butuh keberanian dalam berbicara di depan orang lain. Agar aktivitas tersebut tidak terkesan menakutkan dan membuat anak grogi, orang tua dapat menyiasatinya dengan memberikan contoh dalam menyampaikan cerita.

Hal-hal yang dapat ditunjukkan sebagai contoh adalah dengan menunjukkan mimik muka sesuai cerita, perubahan suara sesuai tokoh yang berbicara, bahkan menggunakan media yang dapat mendukung penyampaian cerita.

Jika sejak awal anak-anak sudah terbiasa dan tertarik mendengarkan cerita, ia akan lebih mudah meniru dan mengenali hal-hal pendukung yang perlu disiapkan agar aktivitas bercerita dapat dikemas dengan lebih menarik. Orang tua dapat memfaslitisa media misalnya menggunakan boneka jari maupun boneka tangan sebagai tokoh, bahkan melakukan face painting pada anak agar ia dapat melakukan olah peran sebagai salah satu tokoh yang akan diceritakan. Persiapan berbagai media itu bukan hanya akan mendukung kegiatan story telling, tetapi juga merangsang kreativitasnya dalam membuat sesuatu.

Dengan rangkaian aktivitas tersebut, story telling bukan hanya akan menjadi aktvitas yang menyenangkan tetapi juga dapat merangsang kepercayaan diri anak. Mulai dari menghadapi orang lain hingga menjadi pendongeng yang berani.

Share This

Share This

Share this post with your friends!