Status pandemi Covid-19 di Indonesia resmi ditetapkan pada Maret tahun 2020, kemudian 3 tahun 3 bulan setelahnya yaitu Juni 2023, status pandemi dicabut dan kita bisa lebih leluasa berkegiatan di luar dengan kontak fisik dengan lebih nyaman. Hal-hal yang menjadi new normal alias jadi kebiasan baru yang dilakukan selama pandemi, apakah tetap menarik dan menjadi opsi utama untuk masih diterapkan walaupun sudah lewat masa pandemi?
Populasi pelajar, baik itu pendidikan paling dasar sampai dengan perguruan tinggi tentu secara serentak menerapkan pembelajaran online ketika pandemi. Pembelajaran ini tidak hanya yang sifatnya internal yang wajib dilakukan, contohnya seperti masuk sekolah sampai kuliah. Tetapi lebih banyak lagi pembelajaran di external, contohnya bootcamp, online course, dan seminar online alias webinar. Di artikel ini, spotlight ada di webinar, selanjutnya yang perlu dijabarkan adalah behavior webinar setelah pandemi.
Pandemi Usai, Webinar Usai?
Selama pandemi, pembelajaran online dengan model webinar menjadi salah satu solusi utama untuk tetap terhubung dan belajar tanpa harus keluar rumah. Tidak cuma di institusi pendidikan yang memang aktivitas utamanya adalah belajar mengajar, tapi mendadak bermunculan juga kelas-kelas online dampak dari efisiensi pekerja. Tapi setelah pandemi menjadi endemi, aktivitas kembali normal, banyak orang beralih ke pertemuan tatap muka dan kegiatan offline lainnya. Ini memunculkan pertanyaan:
- Apakah webinar masih relevan?
- Apakah orang masih tertarik mengikuti seminar online? Atau
- Tren ini sudah mulai surut seiring berakhirnya pandemi?
Bagi banyak orang, webinar mungkin terasa seperti tren sesaat yang tumbuh pesat karena kebutuhan. Ketika kantor, sekolah, dan komunitas mulai kembali ke aktivitas fisik, tak sedikit yang merasa bahwa format online tidak lagi diperlukan, benar begitu?
Webinar di Tengah Perubahan Kebiasaan
Kebiasaan bekerja dan belajar yang berubah drastis selama pandemi telah meninggalkan kebiasaan baru. Walaupun banyak yang kini menikmati kembalinya kegiatan fisik, tidak sedikit juga yang sudah merasa nyaman dengan fleksibilitas yang ditawarkan oleh format online. Commuting adalah masalah lama yang kembali harus dihadapi, sehingga opsi interaksi online menjadi salah satu opsi menarik yang ingin tetap dilakukan, dalam hal ini adalah webinar.
Webinar memberikan kemudahan untuk belajar di mana saja dan kapan saja, tanpa biaya transportasi dan waktu perjalanan. Tapi harus diakui bahwa antusiasme untuk mengikuti webinar memang mengalami penurunan dibanding masa puncaknya. Ketika pandemi, webinar menjadi opsi utama, sekarang bisa jadi opsi kedua, kebermanfaatannya akan ditakar dan dibandingkan lebih berat mana dibanding dengan berinteraksi secara offline. Ada beberapa alasan untuk menjadikan webinar opsi kedua:
- kejenuhan terhadap kegiatan online (online fatigue)
- kualitas konten yang tidak selalu memuaskan, semua tergantung koneksi internet
- waktu pelaksanaan yang kadang tidak cocok dengan jadwal peserta
Supaya tetap menarik, pegiat webinar kini berfokus pada kualitas dan relevansi konten yang diberikan. Disadari atau tidak, hanya dengan topik menarik dan pembicara kompeten yang akan membuat peserta akan merasa waktu mereka dihabiskan dengan baik. Di sisi yang pro dengan webinar mengemukakan ada beberapa tren baru yang menunjukkan webinar masih bisa dijadikan opsi utama:
- Hybrid Event
Mengkombinasikan acara offline dan online alias hybrid. Format seperti ini memungkinkan peserta memilih cara mereka mengikuti acara. - Interakti Lebih Tinggi
Dengan menambahkan sesi tanya jawab langsung, polling interaktif, atau grup diskusi, webinar menjadi lebih menarik dan personal dengan dukungan aplikasi yang berbasis cloud dan bisa diproses secara real-time. - Webinar On-Demand
Pada prakteknya, webinar tidak selalu live atau dilakukan secara langsung, bukan rekaman. Banyak penyelenggara kini menyediakan rekaman webinar yang bisa diakses kapan saja, memberikan fleksibilitas ekstra bagi peserta yang berhalangan hadir.
Adaptasi ini membuktikan bahwa webinar tidak benar-benar ditinggalkan, melainkan berkembang sesuai kebutuhan.
Tren dan Topik Webinar yang Paling Dicari
Dari sekian banyak topik di berbagai industri, ada beberapa tema dan jenis webinar yang masih mendapatkan perhatian besar yang sering diangkat dalam webinar:
- Pengembangan Diri dan Karir
Webinar topik ini yang paling diminat, topik yang fokus pada soft skills, teknik wawancara, dan peningkatan karir dengan target kalangan profesional. - Kesehatan Mental dan Kesejahteraan
Dengan semakin tingginya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, webinar terkait mindfulness, manajemen stres, dan keseimbangan hidup terus untuk diikuti. - Teknologi dan Inovasi
Perkembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), big data, dan transformasi digital tak kalah besar peminatnya. - Bisnis dan Investasi
Dari komunitas pebisnis yang eksis di dunia investasi juga ternyata terjamah dengan bertukar ilmu via webinar. Topik tentang bisnis online, manajemen keuangan, dan investasi semakin dicari di tengah ketidakpastian ekonomi pasca pandemi.
Tren ini menunjukkan bahwa masih ada permintaan untuk pembelajaran format webinar, terutama jika konten yang disajikan relevan dan dapat memberikan dampak langsung untuk kehidupan. Sampai sini, jika masih ada yang bertanya “apakah webianr masih menjadi pilihan?”. Jawabannya adalah “Ya”.
Webinar masih diminati, tapi ekspektasi terhadap kualitas dan pengalaman peserta semakin tinggi. Mereka tidak lagi sekadar mencari informasi, tapi juga pengalaman interaktif yang memberi nilai tambah, jika tidak sebanding dengan waktu dan biaya yang mereka keluarkan untuk webinar, ujung-ujungnya mereka akan memilih melihat rekamannya saja. Untuk kamu yang sering menyelenggarakan webinar, bisa belajar bahwa memahami tren ini adalah kunci untuk tetap relevan. Fokus pada topik yang diminati, menghadirkan pembicara yang kredibel, dan memberikan ruang interaksi adalah beberapa strategi untuk menjaga antusiasme peserta. Selamat bereksplorasi!