Orang tua pada umumnya mendambakan hasil yang baik bagi pendidikan anaknya. Hal yang paling sering disoroti adalah hasil secara akademik. Selayaknya manusia pada umumnya, komponen hidup anak tidak hanya soal akademik. Mereka juga memiliki kehidupan sosial yang patut diperhatikan.
Saat berteman di lingkungan sekolah, anak-anak tentu akan bertemu dengan berbagai macam karakter. Tidak heran jika pads akhirnya kehidupan sosial juga menjadi hal penting dalam kehidupannya. Sayangnya, tidak semua aktivitas dapat berpengaruh baik pada kehidupan sosialnya. Lantas, apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mendukung perkembangan kehidupan sosial anaknya?
Sering kita dengar cerita tentang orang tua yang terlalu memberikan penjagaan kepada anaknya, tetapi akhirnya justru membuat anak tidak memiliki wawasan yang luas karena dunia dan lingkungannya terlalu sempit. Untuk menumbuhkan kehidupan sosial anak, orang tua perlu mencoba melepaskan pola tersebut dan memberi kesempatan anak untuk melalui banyak hal di hidupnya.
Izinkan ia bertemu dan mengenal banyak orang di berbagai lingkungan, melihat dan mengenal berbagai aktivitas yang mengharuskannya berani mencoba, bahkan ikut mengenal pola kegiatan ayah dan ibunya dalam hidup bermasyarakat.
Interaksi sosial merupakan bekal utama anak dalam memelajari kehidupan sosial, sehingga sangat disayangkan jika anak tidak memiliki banyak pengalaman dalam berinteraksi di luar keluarganya.
Sebagai orang tua, kita tentu ingin mengajak anak bersenang-senang lewat liburan. Agar anak tetap belajar bersosialisasi, sesekali orang tua perlu berani merancang kegiatan liburan yang berbeda. Jika umumnya liburan dilaksanakan dengan mendatangi obyek wisata, di berbagai kesemapatan orang tua harus mencoba untuk mengkreasikan kegiatan interaktif sebagai hiburan anak.
Pada prinsipnya, semakin orang tua mau mendampingi anak dalam mengenal banyak hal, maka akhirnya anak pun punya banyak referensi dalam menjalani hidupnya sebagai bagian dari masyarakat.