Penerapan pola pengasuhan pada anak adalah salah satu upaya untuk membantu dan mendampingi masa tumbuh kembang anak. Salah satu komponen penting dalam pengasuhan adalah penerapan dan pengajaran kedisiplinan agar anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang punya tanggung jawab, tekad dalam penyelesaian pekerjaan, dan lainnya. Sayangnya, penerapan kedisiplinan dalam pengasuhan sering identik dengan metode otoriter, sikap yang tak jarang membentak dengan teriakan, dan hal lain yang memiliki konotasi negatif bagi anak. Dewasa ini, mulai ada metode pengasuhan kedisiplinan yang dianggap lebih baik yait disiplin positif.

Disiplin positif merupakan suatu cara penerapan disiplin tanpa kekerasan dan ancaman yang dalam praktiknya melibatkan komunikasi tentang perilaku yang efektif antara orangtua dan anak. Dalam penerapannya, anak diajarkan untuk memahami konsekuensi dari perilaku mereka. Selain itu, disiplin positif juga mengajarkan anak tanggung jawab serta rasa hormat dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi, disiplin positif merupakan salah satu cara penerapan disiplin yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran serta memberdayakan anak untuk melakukan sesuatu tanpa sogokan, ancaman, maupun hukuman.

Salah satu contoh dampak penerapan disiplin positif dalam pengasuhan adalah anak mengerti bahwa ketika ia merapikan kamar tidurnya, maka ia akan merasa nyaman dan bukan karena akan dihukum atau diberi pujian oleh orang tuanya. Penerapan disiplin positif membutuhkan kesepakatan dan peraturan yang dijalankan dengan konsisten serta pengendalian emosi yang baik. Hal-hal tersebut bisa dimulai sejak usia dini sehingga anak mendapatkan pengalaman positif yang dicontohkan oleh orangtua. Dengan contoh yang konsisten, anak-anak akan lebih mandiri dalam tahap perkembangan mereka berikutnya.

Secara teknis, orang tua harus mau untuk mencari penyebab terjadinya masalah pada anak untuk kemudian dapat memberikan pilihan solusi bagi masalah yang dihadapi. Pemilihan solusi tersebut juga tentunya melibatkan anak sebagai subjek utama, sehingga anak akan belajar tentang proses menyadari terjadinya sebuah masalah dan juga belajar memilih memilih solusi terbaik. Setelah adanya penentuan solusi, selanjutnya tentu anak akan belajar tentang konsekuensi terhadap terjadinya sesuatu.

Beberapa alat dan konsep penerapan disipilin positif meliputi:

  1. Saling menghormati. Orang dewasa memberi contoh ketegasan dengan menghormati diri dan kebutuhan kondisional mereka sendiri dan kebaikan dengan menghormati kebutuhan anak.
  2. Mengidentifikasi keyakinan di balik perilaku tersebut. Disiplin yang efektif mengenali alasan anak-anak melakukan apa yang mereka lakukan dan bekerja untuk mengubah keyakinan itu, bukan hanya mencoba mengubah perilaku.
  3. Komunikasi yang efektif dan keterampilan memecahkan masalah.
  4. Disiplin yang mengajarkan (dan tidak permisif atau punitif).
  5. Berfokus pada solusi, bukan hukuman.
  6. Pemberian dorongan (bukan pujian). Upaya pemberitahuan usaha dan perbaikan, tidak hanya sukses, dan membangun harga diri dan pemberdayaan jangka panjang.

Pada penerapan metode disiplin positif, orang tua tentu tidak hanya menjadi pengawas bagi anak. Hal ini akan memengaruhi pola komunikasi Antara orang tua dan anak, sehingga akan tumbuh pula kepercayaan anak kepada orang tua dalam berdiskusi dan menentukan suatu pilihan.

Share This

Share This

Share this post with your friends!