Assalamualaikum…
Denger istilah dongeng pasti tak lepas dari masa kanak-kanak. Memang dongeng jadi salah satu medium yang ampuh untuk transfer ilmu ke anak-anak karena aktraktif dan jenaka.
Sehubungan dengan dongeng, dalam Islam kita dituntut untuk terus menuntut ilmu setinggi-tingginya dan yang pasti bermanfaat dan sesuai dengan ajaran Islam. Dan membaca adalah salah satu cara paling mudah untuk mendapatkan pengetahuan. Namun berbeda dengan dongeng, mungkin dari kecil kita sering atau pernah mendengar dongeng-dongeng yang kita dengar melalui orang tua, guru, kakek atau nenek bahkan saudara atau melalui media televisi misalnya.
Maka, kita harus mengerti pengertian dari dongeng itu sendiri. jadi apa pengertian dari dongeng?
Menurut KBBI/ Kamus besar Bahasa Indonesia dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh) atau perkataan (berita dan sebagainya) yang bukan-bukan atau tidak benar.
Atau bisa juga dongeng merupakan karya sastra yang berisi cerita-cerita fiksi atau khayalan dan memang tidak benar-benar terjadi. Tujuannya bisa jadi untuk menghibur atau memberikan motivasi atau inspirasi. Seringkali cerita dongeng ditujukan kepada anak-anak untuk membangkitkan daya imajinasinya dan bisa membangun karakter dari jati diri seorang.
Prakteknya, dongeng tidak melulu bercerita tentang fiksi untuk sekedar menghibur anak-anak. Tema yang dibawakan para pendongeng sekarang banyak yang berisi pesan moral dan edukasi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tidak melulu fiksi.
Namun bagaimana makna dongeng dalam Islam? Mari simak hadist di bawah ini ya:
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.”
(HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Dari hadist diatas bisa disimpulkan bahwa seorang muslim tidak boleh berbohong, karena berbohong adalah perbuatan dosa. Sedangkan pengertian dongeng diatas bisa dikategorikan adalah cerita-cerita yang bersifat fiksi atau khayalan atau tidak benar.
Sebenarnya apa makna dongeng dalam Islam? Bercerita didalam Islam sebenarnya tidaklah haram, namun jika bercerita bohong itu menjadi dosa dan tidak diperbolehkan.
Di dalam Islam kita bisa memberikan pendidikan dengan cara nasihat dari cerita-cerita sejarah Islam, dengan tujuan membentuk aqidah, akhlak, moral, emosional maupun sosial. Dengan memberikan nasihat dari certia-cerita Nabi atau para sahabat.
Dan Al-Qur’an menggunakan metode ini, menyerukan kepada manusia untuk melakukannya. Sebagaimana yang terdapat dalam surat Luqman ayat 13-17 yang berisi nasihat Luqman kepada anaknya.
Dengan nasihat, jika disampaikan dengan benar Insya Allah akan mendapat respon yang baik dan meninggalkan bekas yang sangat dalam pada anak. Oleh karena itu, kita siapkan anak kita agar jiwanya bening, hatinya terbuka, akalnya jernih agar siap menerima nasihat. Sehingga nasihat yang diberikan akan membekas dan memberi manfaat.
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”
(QS. Qaaf:37)
“Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).”
(QS. Qaaf:8)
Ada beberapa metode Al-Qur’an dalam menyajikan nasihat. Salah satunya adalah dengan metode bercerita/mendongeng dengan kisah nyata. Metode ini berpengaruh tersendiri bagi jiwa dan akal dengan argumentasi-argumentasinya yang logis dan rasional.
“Kami menceritakan keepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu.”
(QS. Yusuf:3)
“Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu.”
(QS. Al-A’raf:101)
“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.”
(QS. Al-A’raf:176)
Dengan bercerita, selain memberi nasihat kepada anak juga membangun kedekatan emosional ibu dan anak. Tentu saja, cerita-cerita yang harus disajikan haruslah cerita-cerita yang berkarakter (Islam) dan tidak berbohong atau fiksi.
Banyak kisah para Nabi dan Rasul yang bisa kita ceritakan kepada anak. Atau kisah-kisah para sahabat dan sahabiyah dengan kepahlawanan dan ciri khas mereka masing-masing. Kita berharap dengan bercerita akan menstimulus anak agar berkarakter seperti mereka (figur yang ada pada cerita).
Nah, sahabat Al-Hasanah, tidak masalah dongeng karena itu adalah medium ampuh untuk mengedukasi anak-anak, tapi herus selektif memilih topik atau tema. Jangan abaikan masa muda disaat era sekarang yang sangat banyak menyerap informasi di internet tanpa filter. Dengan membiarkan mereka berimajinasi dari pahlawan atau tokoh yang tidak baik bahkan jauh dari Agama.