Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semoga kita semua senantiasa sehat dan dirahmati oleh Allah SWT. Di Pendidikan Anak Usia Dini Islam Terpadu (PAUDIT) Al Hasanah, kami sangat memperhatikan pendidikan perkembangan semua siswa. Selaras dengan lingkungan PAUDIT Al Hasanah Bengkulu yang edukatif, kondusif dan konstruktif untuk mempersiapkan semua siswa masuk ke jenjang pendidikan dasar.

Di samping mendapatkan pendidikan di rumah, anak juga berhak mendapatkan pendidikan di sekolah. Di lembaga pendidikan formal, sosok guru menjadi tulang punggung bagi kemajuan hidup dan kecerdasannya. Sekaligus mereka juga berhak mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan harapan dan cita-cita orang tuanya.

Seorang guru diwajibkan untuk mendidik anak dengan baik sesuai ajaran agama dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan anak diwajibkan untuk memahami dan memperdalam ilmu agama.

Melihat realita yang terjadi di dalam masyarakat, bahwa saat ini banyak perilaku anak yang sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, moral dan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat. Padahal maju atau mundurnya suatu bangsa sangat tergantung bagaimana bangsa itu memperlakukan atau mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu guru harus berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter anak. Adapun peran guru atau orang tua dalam mendidik anak yaitu:

Berperilaku sesuai ajaran agama

Guru dalam mendidik harus berakhlak mulia dalam pergaulan baik di lingkungan sekolah, ataupun di luar sekolah. Oleh karena itu seorang guru perlu memperdalam atau meningkatkan bentuk penghayatan terhadap ajaran Islam. Sehingga guru tidak hanya mentransfer ilmunya tapi juga harus mendidik anak agar berperilaku sesuai yang ditetapkan dalam ajaran agama.

Memahami karakter dan kemampuan anak

Dalam membimbing atau memberikan pemahaman tentang Islam kepada anak, guru selayaknya dapat memahami tingkat kemampuan setiap anak didiknya karena setiap anak didik memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda untuk memahami pelajaran, sehingga tidak ada kesulitan untuk memahami apa yang disampaikan oleh guru dan mampu mengamalkannya.

Menanamkan niat yang ikhlas semata-mata karena Allah SWT

Seluruh pekerjaan edukatifnya, baik berupa perintah, larangan, nasehat, pengawasan, Allah SWT tidak akan menerima perbuatan tanpa ikhlas.

Allah SWT berfirman :

وَمَاأُمِرُوْا إِلَّا لِيَعْبُدُوْا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada­Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.”
(QS. Al Bayinnah: 5)

Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda :

إِنَّ اللهَ عَزَّ وّجَلَّ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ خَالِصًا، وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ (رواه أبو داود والنسائي)

“Sesungguhnya Allah SWT yang Maha Mulia lagi Maha Agung tidak akan menerima sesuatu perbuatan, kecuali apabila perbuatan itu murni dan diniatkan demi mendapatkan keridhaan-Nya.”
(HR. Abu Daud dan An­Nasa’i)

Rasa tanggung jawab yang besar dalam mendidik anak baik dari segi iman, perangai, pembentukan jasmani dan rohaninya, mempersiapkan mental dan sosial anak. Rasa tanggung jawab ini akan mendorong secara keseluruhan dalam upaya mempersiapkan anak, mengarahkan, membiasakan dan melatihnya.

Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda :

عَلِّمُوْا أَوْلاَدَكُمْ الْخَيْرَ وَأَدِّبُوْهُمْ

“Ajarilah anak-anakmu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka.”

Adapun sifat-sifat asasi seorang pendidik / orang tua dalam mendidik anak yang perlu diperhatikan antara lain:

Menjadi teladan yang baik dalam ilmu dan amal

Perilaku guru atau orang tua sangat berpengaruh terhadap perilaku anak, baik berupa perkataan ataupun perbuatan, karena guru sebagai contoh teladan terhadap anak didiknya. Anak tidak akan mungkin berperilaku baik apabila orang tuanya berperilaku buruk. Jadi ada ketergantungan dan timbal balik antara anak didik dan guru atau orang tua.

Sebelum memberikan contoh yang baik kepada siswa, terlebih dahulu guru atau orang tua mengamalkan apa yang diajarkan Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ. كَبُرَمَقْتًا عِندَ اللهِ أَن تَقُولُوْا مَا لَا تَفْعَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapalah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar dosa di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
(QS. Al Shaff : 2-3)

Sampai sini, kita sudah membaca bahwa anak usia dini secara tidak disadari mengikuti apa yang ada di sekitarnya. Jadi, ketika di sekolah dia banyak melihat perliaku positif, mendengar hal-hal positif, insya Allah setiap anak akan menjadi pribadi positif kelak.

Share This

Share This

Share this post with your friends!