Sahabat sekalian, Allah SWT telah memberikan berbagai keutamaan di dalam salat berjamaah bagi seorang muslim, terlebih lagi bagi yang mengisi shaf pertama. Karena sesungguhnya ada keutamaan bagi seorang di shaf pertama.

Seringkali kita meremehkan meraih kebaikan. Bahkan merasa tidak mengapa jika dikalahkan oleh saudara kita. Padahal dalam berbagai ayat kita diperintahkan untuk bersegera melakukan kebaikan dan ketaatan serta berlomba-lomba di dalamnya. Begitu pula dalam berbagai hadits kita diperintahkan untuk menjadi terdepan.

Ada sebuah pepatah yang berkata, “Andai shaf awal harus diundi, sungguh akan diundi!”

Maka bersegeralah menuju masjid, dan carilah shaf pertama. Sungguh, dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad Saw telah bersabda:

Seandainya manusia mengetahui apa yang ada (yaitu keutamaan) di dalam seruan (adzan) dan shaf pertama, lalu mereka tidak bisa mendapatkan shaf tersebut kecuali dengan undian, sungguh mereka akan melakukan undian untuk mendapatkannya.
(HR. Bukhari 580)

Lihat pula bagaimanakah perkataan salafush sholeh yang memotivasi kita bisa menjadi number one dalam kebaikan dan harusnya sedih jika memang dikalahkan oleh yang lain.

Al Hasan Al Bashri mengatakan,

Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.

Wahib bin Al Warid mengatakan,

Jika kamu mampu untuk mengungguli seseorang dalam perlombaan menggapai ridho Allah, lakukanlah.

Sebagian salaf lagi mengatakan,

Seandainya seseorang mendengar ada orang lain yang lebih taat pada Allah dari dirinya, sudah selayaknya dia sedih karena dia telah diungguli dalam perkara ketaatan.

Shaf yang terbaik bagi laki-laki adalah shaf pertama, yang paling jelek adalah shaf terakhir. Sedangkan shaf yang terbaik bagi wanita adalah shaf terakhir, yang paling jelek adalah shaf pertama (karena semakin dekat dengan kaum laki-laki)

Syaikh ‘Abdul Karim Khudair mengatakan:

Maksud hadits ini adalah bahwa shaf laki-laki yang utama adalah shaf yang pertama, kemudian baru shaf yang berikutnya hingga shaf yang terakhir. Shaf yang paling jelek adalah shaf yang sedikit ganjarannya karena semakin jauh dari imam. Shaf terakhir ini diperoleh karena seringkali telat dalam menghadiri shalat jama’ah dan selalu mengakhirkan panggilan shalat berjama’ah. Sedangkan yang berada di shaf pertama itulah yang lebih bersegera dalam memenuhi panggilan shalat jama’ah. Jika seseorang melakukan shalat berjama’ah dan lebih dekat dengan imam, tentu itu akan lebih mempengaruhi shalatnya. Apalagi jika dalam shalat jahriyah (yang dikeraskan bacaannya). Apalagi pula dalam shalat shubuh. Dalam shalat tersebut lebih akan disimak bacaannya tentunya.

Syaikh hafizhohullah selanjutnya menjelaskan,

Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa sebaik-baik shaf bagi pria adalah shaf pertama. Namun seringkali kita lihat sebagian orang datang melaksanakan shalat berjama’ah, namun malah duduk-duduk di shaf belakang. Sampai ketika iqomah dikumandangkan, dia hanya mendapati shaf keempat atau kelima. Padahal sebenarnya ia mampu berada di shaf pertama.

Dalam urusan dunia, kita bisa mendahulukan orang lain. Karena dalam masalah dunia, kita harus memperhatikan orang di bawah kita agar kita mensyukuri nikmat Allah. Namun dalam urusan akhirat, jangan sampai seperti itu. Dalam hadist disebutkan.

Seandainya setiap orang tahu keutamaan adzan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.

Jika seseorang dalam perkara sederhana seperti ini sudah berlomba-lomba menjadi yang terdepan, maka dengan pembelajaran seperti ini ia tentu tidak mau kalah dalam masalah akhirat lainnya.

Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi kita. Mari berlomba-lomba dalam kebaikan, terlebih lagi untuk urusan akhirat.

Share This

Share This

Share this post with your friends!